Ilmu adalah asas bagi kehidupan. Dengan ilmu manusia mampu memberikan sumbangsi terhadap peradaban dunia. Bagi umat muslim, ilmu sanga...

DEFINISI ILMU MENURUT ULAMA ISLAM



Ilmu adalah asas bagi kehidupan. Dengan ilmu manusia mampu memberikan sumbangsi terhadap peradaban dunia. Bagi umat muslim, ilmu sangat wajib dicari sebagaimana    Ibnu Majah pernah meriwayatkan, Rasulullah SAW pernah berkata “Tolabul ilmu faridotun ala kulli muslimin”. Selain itu, aktivitas mencari ilmu dapat memudahkah seorang muslim memasuki syurganya Allah SWT

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Pada umumnya kita memahami bahwa ilmu bersifat netral. Ilmu diyakini sebagai hal yang pasti baik. Padahal belum tentu. Perbedaan latar belakang pembawanya mempengaruhi definisi ilmu yang berbeda. Tokoh seperti Karl Mannheim, Max Scheler, Gunnar Myrdal, Peter mulai memahami bahwa ilmu, terutama ilmu sains sosial banyak bergantung kepada suasana nilai pribadi penulis juga  dalam hal sosio sejarahnya.[1]

Ilmu sangatlah bergantung kepada siapa yang menggunakannya. Analaogi sedehananya ilmu layaknya sebuah alat. Alat dapat digunakan sesuai kemauan si pemiliknya. Contohnya pisau. Pisau adalah alat untuk memotong sesuatu, seringnya digunakan untuk memotong bahan masakan. Dalam hal ini pisau bermanfaat untuk manusia.  Sebaliknya, jika si pemilik pisau itu menggunakannya untuk membunuh orang maka pisau yang awalnya bermanfaat menjadi alat untuk menyakiti orang lain. Status pisau tidak bisa kita anggap netral.[2]

Menurut Rosenthal ada sekitar 107 pendapat para pemikir islam terkait definsi ilmu. Ini menandakan definisi ilmu banyak dan variatif.
Kata Osman Bakar,“ilmu adalah kalimat Allah SWT yang pengertiannya cukup luas sehingga kita menyebut Allah SWT sajalah yang Maha Mengetahui”.[3] Bagi Al-Ghazali ilmu adalah sesuatu yang membawa ketenangan dan kedamaian kepada diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan Ibnu Hazm melihat ilmu itu sebagai sesuatu yang meyakinkan sesuai dengan realitasnya. [4]

Syed Naquib Al Attas merangkum berbagai macam arti ilmu di dalam bukunya yang berjudul Risalah Untuk Kaum Muslimin. Iaitu:

1.      Ilmu adalah sesuatu yang meyakini dan memahamkan dengan nyata.  Ilmu adalah tilikan akal –iaitu tilikan yang memandang hakikat sesuatu seperti adanya.

2.      Mengetahui sesuatu adalah mengenali dan mengetahui sebab-sebab wujud dan keadaa sesuatu yang dikenali dan diketahui.

3.      Ilmu adalah pengenalan perolehan hati mengenai sesuatu. Yang menggambarkan hakikatnya dengan secara tepat dan jernih, baikpun hakikat itu hakikat zahir di alam sahadah mahupun yang batin di alam ghaib.

4.      Ilmu adalah penetapan diri atau hati tentang kebenaran sesuatu sewaktu shak dan ragu-ragu timbul mengenalnya.

5.      Ilmu itu satu gerak daya ke arah penjelasan, penetapan dan penentuan.

6.      Ilmu itu pengikraran terhadap kebenaran.

7.      Ilmu itu I’tiqad mengenai hakikat sesuatu seperti adanya.

8.      Ilmu itu mengakibatkan ketentraman diri.

9.      Peringatan, gambaran akal, renungan, pandangan batin.

10.  Ilmu adalah sesuatu sifat yang menghapuskan kejahilan, shak, dan dugaaan.

11.  Ilmu itu cahaya yang diletakan oleh Allah SWT dalam hati.

12.  Ilmu itu gambaran rupa-batin. Fahaam atau mana dalam fikiran dan gerak daya yang membentuk perkara-perkara tersebut itu.

13.  Ilmu perkara dalaman.

14.  Ilmu adalah pengetahuan dan pengenalan yang tetap  yang menafikan kemungkinan pengetahuan dan pengenalan sebaliknya.

15.  Ilmu adalah rahasia yang diselipkan ke dalam diri dan mentap di situ dan ilmu itulah yang menjadi hasrat dan kehendak diri

16.  Ilmu adalah suatu proses atau gerak daya memperoleh pengetahuan dan merujuk kepada sesuatu (insan) yang hidup, yang memperoleh diri yang mengetahui itu mengetahui yang diketahui.

Secara garis besar, definisi-definisi ilmu menurut para ulama diatas dapat dipahami  sebagai sesuatu yang benar, yang menghantarkan manusia kepada pengenalan terhadap penciptanya, sehingga membawa ketenangan kepada jiwanya maupun orang lain.




[1] Wan Daud, Wan Mohd Nor. 2019. Budaya Ilmu Makna Dan Manifestasi dala  Sejarah dan Masa Kini. Kuala Lumpur: CASIS.
[2] Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 2019. Risalah Untuk Kamu Muslimin. Kuala Lumpur: Ta’dib International.
[3] Othman, Mohd. Yusof Hj. 1998. Isu-Isu Dalam Ilmu Dan Pemikiran. Kuala Kuala Lumpur: Percetakan Menang Sdn. Bhd.
[4] Yusliadi. 2018. Hakikat Ilmu Dalam Perspektif Al-Ghazali. STAIN Pamekasan.

0 komentar: