Tidak ada perdebatan perihal kedatang   seorang Rasul penerus para Nabi terdahulu di dalam ajaran para ahli Kitab (Yahudi dan Nasran...




Tidak ada perdebatan perihal kedatang  seorang Rasul penerus para Nabi terdahulu di dalam ajaran para ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Sebagaimana Adullah Ibnu Salam seorang Yahudi masuk Islam karena meyakini Muhammad sebagai Rasul Tuhan yang disebutkan di dalam kitab agamnya.

Begitupun Salman Al Farisi, ia mengetahui ciri-ciri seorang Rasul terakhir dari pada kitab injil dan ajaran dari para ulama Nasrani. Bahira seorng rahib Kristen memperingatkan pamannya untuk menjaga Muhammad karena ia melihat tanda-tanda kenabian padanya.

Walaupun seluruh bukti sejarah jelas mengatakan akan kedatangan seorang Rasul penutup anbiya dan membawa agama Islam, konflik antar Yahudi dan Islam tetap berlanjut.
Sikap penyangkalan Yahudi tentang ke Rasullan Muhammad didasari dari sifat tamak, fanatik, serta keras kepala.

Konflik antara agama yang awalnya berputar pada perdebatan teologis berkembang kepada penistaan agama. Contohnya saja saat orang Yahudi menyuruh Rasulullah untuk pindah ke Yarussalem karena itu adalah tempat kelahiran para nabi terdahulu. Namun, mereka menantang Rasulullah jika sekiranya memang beliau benar-benar Rasul ia seharusnya hanya melakukan apa yang telah dilakukan Rasul terdahulu.

Pernah juga orang Yahudi mengganti kalimat assalamualaikum (semoga kamu diberikan keselamatan) menjadi assamualikum (semoga kamu mati)
Yahudi tidak benar-benar ingin memahami agama islam. Mereka takut akan dominasi umat muslim dan khawatir supermasinya terancam.

Arogansi rasial orang Yahudi membuat konfrontasi dengan umat muslim, penolakan yang mereka lakukan terhadapa Rasul dan agama islam sama sekali tidak dilandasi oleh ajarn kitab agama mereka melainkan penyakit hati yang bersemayam dalam jiwa mereka.
Alquran telah menyinggungnya dalam surat al-Baqoroh ayat 75 dan 79

Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya

“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.

Faktor Ekonomi

Orang ara di Yathrib terdiri dari suku Aws dan Khazraj, mereka  tinggal di daerah yang tidak subur. Lagi, mereka hidup di dalam kemiskinan dan tidak memiliki hewan ternak karena tempatnya yang tidaki cocok ditanami rerumputan.  Sedangkan Yahudi, karena datang lebih awal dari pada kedua suku tersebut, tinggal di area yang subur. Melihat kondisi seperti itu, Yahudi mudah mendominasi perekonomian di Yathrib. Riba adalah instrument andalan Yahudi untuk memperkaya diri mereka.

Saat muslim mulai kekurangan uang Yahudi memanfaatkan kondisi tersebut untuk meminjamkan uang dan bagi orang muslim yang berhutang diperlakukan dengan kejam. Di singgung oleh Allah dalam surat al Imron ayat 161.

“dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.

Selain itu Yahudi sering menaburkan benih fitnah kepada suku-suku yang saling berdekatan sampai terjadi pertumpahan darah diantara mereka. Saat konflik diantara kedua suku mulai mereda, mereka datang dengan fitnah yang baru sehingga perang akan terjadi lalu mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan barang-barang perang.

Bahkan saat muslim mulai dilarang melakukan riba, Yahudi berusaha menciptakan poros ekonomi sendiri agar roda perekonomia selalu berjalan kea rah mereka.

Perjuangan Kekuasaan

Arab sebelum kedatangan Rasululla SAW sangat lemah dan tidak dikenal. Hal ini karena arab terpecah belah berdasarkan ras dan suku. Peperangan antar suku sudah menjadi nafas orang-orang di Madinah. Namun, setelah kedatangan Rasulullah, mereka dipersatukan dalam naungan islam.

Yahudi pun kecewa tidak bisa menggunakan Rasulullah untuk keuntungan mereka, Orang yahudi semakin takut akan kehilangan dominasi atas orang-orang di Madinah. Saat mereka melihat umat muslim semakin kuat dan kokoh. Yahudi mulai kehilangan pengaruhnya di madinah. Mulai dari sini mereka sadar bahwa pengaruh Rasulullah sangat besar. Harapan mereka untuk menguasai Arab dari segi politik dan agama semakin memudar sedangkan kebencian terhadap Muhammad meningkat drastis.


__________________
Islam, Tazul and S.M Yunus Gilani, “Religious Conflict In Early Islam: A Study Of Its Causes From Qur’an Sunnah Perspective”, QURANICA 6, No. 2 (December): 1-10.

                                                                                                                                        ...


                                                                                                                                              
Selain air, unsur terpenting yang dominan ada di sekeliling kita ialah tanah. Setidaknya ada lebih dari 20% tanah meliputi bumi kita. Di samping itu, banyak sekali aktivitas yang dapat manusia lakukan di atas tanah seperti bermain, berolahraga, menanam tumbuh-tumbuhan, sampai menguburkan jenazah.
Tanah juga sering disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran, salah satunya dalam surat al-A’Raf:
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”. (Surah Al-A’Raf: 58).
Selain itu tanah juga unsur yang Allah gunakan untuk menciptakan manusia.
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sabaik-baiknya. Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu(daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya” (Surah Nuh (71): 17 –18).
Karena keberadaan tanah sangat dominan dan berpengaruh besar terhadapat keberlangsungan makhluk hidup. Perlu kiranya kita mengetahui beberapa manfaat tanah.
Pada bidang agrikultura tanah berperan sebagai pemasok kebutuhan primer dan sekunder bagi tumbuh kembangan tumbuhan. Kebutuhan primer tumbuhan ialah air, unsur hara, dan udara. Selain itu, senyawa-senyawa  seperti vitamin, hormon, dan asam organik sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Komponen-komponen tersedia di dalam tanah.
Di dalam tanah terdapat kehidupan. Tanah berperan sebagai habitat bagi berbagai macam organisme seperti cacing, bakteri, jamur, dll.
Tanah juga menyediakan makanan untuk biota tanah. Cacing misalnya memakan akar-akar mati atau dedaunan. Hubungan antara cacing  dengan tanah itu sendiri mutualisme. Cacing  berguna untuk meningkatkan nutrisi sehingga berdampak positif bagi kesuburan tanah dan perkembangan tumbuhan yang ditanam di atasnya.
Hal ain yang menarik dari tanah ialah saat hujan tiba. Tanah berfungsi untuk menyerap air. Air tersebut diserap melalui pori-pori tanah lalu dimanfaaatkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan dan mikroorganisme.


Referensi:
Kusuma, Bayu Dwi Mardana. 2019. “Bersiaplah, Bumi Yang Makin Panas Bikin Tanah Kehilangan Kemampuan Untuk Menyerap Air”: https://nationalgeographic.grid.id/read/131849962/bersiaplah-bumi-yang-makin-panas-bikin-tanah-kehilangan-kemampuan-untuk-menyerap-air?page=all
Nortcliff, Stephen dkk. 2006. Soil, Definition, Function, and Utilization of Soil.
Roni, Ni Gusti Ketut. 2015. Tanah Sebagai Media Tumbuhan. Universitas Udayana.
5 Benefits of Healthy Soil For Crops. 2017: https://www.abm1st.com/5-benefits-of-healthy-soil-for-crops/




Orang yang kurang ilmu biasanya tidak mampu menyadari kesalahannya. Baik saat berdiskusi ataupun bertindak, seringnya mereka merasa ...




Orang yang kurang ilmu biasanya tidak mampu menyadari kesalahannya. Baik saat berdiskusi ataupun bertindak, seringnya mereka merasa apa yang dipikirkan atau dilakukan selalu benar.

Perilaku seperti itu disebut Dunning Kruger Effet dimana seseorang mengalami bias kognitif, menganggap dirinya lebih baik atau lebih pintar dari orang lain.

Jan Feld, dari Victoria University of Wellington and IZA, dalam penelitiannya yang berjudul “ Estimating the Relationship Between Skill and Overconfidence” menyatakan bahwa orang yang tidak kompeten menganggap dirinya sangat kompeten.

Senada dengan Feld,  dalam penelitian David Dunning yang berjudul “ The Dunning-Kruger Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance”  menguji teori tersebut  dengan melakukan tes kemampuan logika, tata bahasa, dan kemampuan sosial kepada 141 pelajar.  Ia meminta partisipan untuk menilai seberapa baik  performa mereka dalam menjawab soal. Hasilnya para pelajar tidak menyadari kesalahan mereka.

Pada kasus ini ada dua hal yang menyebabkan seseorang mengalami  bias ini. Pertama, seseorang memiliki pengetahuan yang rendah. Kedua, karena ilmunya rendah ia tidak mampu mengidentifikasikan kesalahan pada dirinya. Hal tersebut disebut dengan “dual burden” atau beban ganda.

Selain itu rendahnya metakognisi atau kemampuan untuk menilai diri sendiri dari sudut pandang eksternal menyebabkan seseorang terkena efek Dunning Kruger ini.

Referensi:
Cherry, Kendra. 2019. “The Dunning-Kruger Effect”: https://www.verywellmind.com/an-overview-of-the-dunning-kruger-effect-4160740

Dunning, David. 2011. The Dunning Kruger-Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance. New York: Departement Psychology, Cornell University.

Feld, Jan, dkk. 2017. Estimating The Relationship Between Skill and Overconfidence. Jerman: Institute of Labor Economics.

Moore, Don A dan Paul J. Healy. 2008. The Trouble With Overconfidence. American Psychologcal Association.




Asal Filsafat Yunani dan Tokoh-Tokoh Penting Pada Zaman Pra-Sokrates Filsafat Yunani lahir di Asia kecil, Ionia. Di sanalah temp...



Asal Filsafat Yunani dan Tokoh-Tokoh Penting Pada Zaman Pra-Sokrates

Filsafat Yunani lahir di Asia kecil, Ionia. Di sanalah tempat lahirnya para filsuf Yunani yang bijak sana. Filosofi Yunani awal merupakan produk paling modern dari peradaban kuno Ionia. Ionia tempat pertemuan antara Barat dan Timur. Karena kedekatan Timur dengan Barat ini, sering dipersoalkan bahwa orang-orang Timur mempengaruhi filsafat Yunani pada masa itu. 

Herodetus, misalnya, berpendapat bahwa agama dan kebudayaan Yunani berasal dari Mesir. Orang-orang mesir pada masa Hellenis menginterpretasikan mitos-mitos mereka menurut filsafat Yunani, kemudian mengatakan filsafat Yunani berasal dari mitos-mitos mereka.

Berbeda dengan Herodetus, Coppleston dan Burnet menyangkal bahwa filsafat Yunani adalah hasil interpretasi dari Mesir. Karena belum ada bukti yang valid yang mendukung pernyataan tersebut.

Awal mula terjadinya filsafat didasari rasa penasaran yang besar terhadap perubahan di sekeliling. Terjadinya siang dan malam, pergantian musim, kelahiran, kematian, dan segala macam fenomena alam lainnya. Di balik perubahan, menurut filsuf Yunani, pasti ada sesuatu yang permanen. Pasti ada elemen dasar (Urstoff) yang tidak berubah. 

Para filsuf Ionia mengutarakan definisi Urstoff berbeda-beda. Di sisi lain, ada yang mereka sepakati bahwa Urstoff bersifat material. Thales meyakini Urstoff dunia ini adalah air, sedangkan Anaximenes udara, dan Heracleitos api. Bagaimanapun juga mereka belum memahami pertentangan antara roh dan materi. Mereka juga mengambil kesimpulan dengan pendekatan experimental dan spekulatif. Sehingga pada masa ini kosmologi Ionia sering dinamakan materialisme abstrak karena belum menemukan definisi kesatuan dalam perbedaan (unity in diversity). 

Pra-Sokrates

Masa ini adalah awal dari kelahiran filsafat Yunani. Pemikiran Plato dan Artistoteles banyak dipengaruhi oleh filsuf pada zaman klasik ini. Adapun nama-nama filsuf yang terkenal pada zaman sebelum pemikiran Sokrates hadir yaitu: Thales, Anaximandros, Anaximenes, Xenophanes, Pythagoras, Heracleitos, Parmenides, Zeno, Anaxagorea, Empedocles, Leucippus, dan Demokritos.


Thales dijuluki sebagai “Tujuh Orang Bijak”. Ia merupakan filsuf Yunani pertama.  Diduga lahir pada awal abad ke-6 SM dan meninggal 546 atau 545 SM. Thales selalu penasaran dari mana segala sesuatu ini berasal.

Thales mengatak bahwa segala sesuatu itu berasal dari air. Itu didasari oleh pengamatannya bahwa air memilik peran dominan dalam kehidupan manusia. Ia mengajarkan bahwa segala benda dipenuhi oleh dewa-dewi. Orang pertama yang memahami konsep unity in diversity adalah Thales.

Anaximandros (611 - 545 SM)  adalah teman Thales. Walaupun mereka berteman Anaximandros memiliki pemikiran berbeda. Urstoff alam semesta ini menurutnya bukan air melainkan api. Karena ada juga benda-benda yang tidak dapat melebur menjadi air. Maka, prinsip pertama segala benda ialah to apeiron atau substansi yang tidak terbatas. To apeiron juga kekal.

Anaximenes mengambil teori yang jauh berbeda dengan kedua filsuf di atas. Ia berpikir bahwa urstoff alam ini udara. “Seperti Jiwa kita, udara mempersatukan kita, begitupun nafas dan udara merangkul seluru dunia”. Namun, dalam teori bentuk bumi, Anaximenes satu suara dengan Thales bahwa bumi ini berbentuk datar.

Pythagoras (580 - 500 SM) mendirikan tarekat keagaman di Italia Selatan. Beliau dilahirkan di Samos, daerah Ionia. Phytagoras dijuluki “Pemimpin dan Bapak filsafat Ilhai”. Tentang jiwa manusia, Pythagoras percaya bahwa jiwa itu kekal. saat manusia mati, jiwa berpindah ke tempat lain. Bukan Pyhtagoras rasanya jika tidak terobsesi dengan matematika. Karena obsesinya itu, ia sampai mengatakan Tuhan seorang ahli matemaika.

Xenophanes (570 - 480 SM) pemikir kritis. Lahir di Kolophon, Asia Kecil. Ia mempercayai bahwa Allah tidak dilahirkan ( anti anthropomorfisme). Allah tidak memiliki permulaan.

Heracleitos adalah bangsawan di Effus (540 - 475 SM). Ia seoran soliter dan melankolik. Ia merendahkan orang-orang bahkan para filsuf. Dalam ranah agama, Heracleitos menyamakan Allah dengan dewa-dewa seluruh kepercayaan (panteisme) dan tidak mempercayai mitos. Panta rei atau kepercayaan bahwa segala sesuatu mengalir adalah ajaran Heracleitos. “Segala sesuatu ada dalam gerakan (motion), tak ada suatu yang tetap (the unreality of realty)” katanya. urstoff bagi Hjeracleitos adalah api. Karena api hidup dengan cara memakan benda. Saat api menyala ia mengubah benda yang masuk ke dalam dirinya menjadi api. Tanpa adanya benda yang masuk, api akan mati.

Parmenides adalah pendiri Sekolah Elea. Lahir tahun 451 - 449 SM. Saat usianya 65 tahun, ia bertukar pikiran dengan Socrates di Athena. Parmenideslah filsuf pertama yang memperkenalkan metafisika. Jika sesuatu itu ada, hanya ada dua kemungkinan, ia berasal dari ada (being), atau bisa juga berasal dari tidak ada (not being). Being adalah ada, dan being adalah satu, maka pluralitas itu tidak ada. 


Zeno adalah murid Parmenides. Ia menolak pluralisme dan gerak. Menurut teori Phytagoras, jika kita mau menyebrangi stadion, kita harus melewat jumlah titik yang tak terbatas. Sedangkan pikir Zeno, tidak mungkin kita menyebrangi jumlah titik yang tidak terbatas  dalam waktu yang terbatas. Artinya, kita tidak mungkin menyebrangi stadion dan tidak mungkin ada gerak.

Empedocles berasal dari Afregentium, pulau Sisilia. Sebagian pendapat mengatakan bahwa ia seorang dukun dan dikucilkan dari kalangan Phytagoreanisme. Menurut Empedocies Urstoff alam semesta ini adalah empat anasir yakni: tanah,api, air, udara. Keempat unsur itu dapat bercampur dan menghasilkan benda-benda yang lain. Jika unsur-unsur tersebut bersatu menciptakan unsur konkrit, namun sebaliknya jika keempat anasir itu terpisah, maka hilanglah benda-benda.

Anaxagoras (500 - 420) lahir di Clazomenea. Berasal dari Persia. Filsuf pertama yang menetap di Athena. Sempat didakwa dengan tuduhan mengajarkan paham bahwa matahari adalah batu yang merah membara dan bulan terdiri dari tanah. Ia pun dipenjara namun akhirnya dibebaskas oleh Pericles muridnya di Athena. Sumbangsinya terhadap filsafat Yunani adalah teori rasio. Ia percaya bahwa gerakan di alam semesta ini disebabkan oleh kekuatan fisik, cinta, dan kebencian. Namun, Anaxagoras mengatakan gerakan disebabkan oleh rasio. Sehingga, sejak itulah akal budi dianggap sebagai prinsip yang menggerakan segalanya. Anaxagoras menyepakati teori being yang dikemukakan oleh Empedocles. “ in everything there is a portion of everything” adalah kata-katanya yang mashsyur.

Leucippus adalah pendiri aliran atomisme. Ada yang berpendapat ia tokoh fiktif. Namun diterima berdasarkan tulisan Aristoteles  dan Thephrastus. Leucippus mengajarkan pada awalaya ada atom-atom yang bergerak dalam ruang kosong. Dari permulaan itu munculah dunia yang kita alami. 

Demokritos (460 - 370SM)  adalah murid Leucipos. Ia juga seorang pemimpin Sekolah di Abdera. Sampai Plato mendirikan akademi ia masih hidup. Pemikran Demokritos tak jauh dari gurunya. Benda-benda memancarkan gambar-gambar dalam bentuk atom-atom  yang berasal dari jiwa lewat indera. Jiwa juga terdiri dari atom-atom. Indra-indra tak memberikan suatu informasi apapun tentang realitas. Karena indra itu subyektif. Demokratos juga berpendapat peradaban muncul dari kebutuhan dan usaha untuk memperoleh sesuatu yang menguntungkan. Manusia menciptakan seni dengan meniru alam.



Tulisan ini adalah hasil rangkuman penulis dari buku Pengantar Filsafat karya J.B Blikololong.

Ilmu adalah asas bagi kehidupan. Dengan ilmu manusia mampu memberikan sumbangsi terhadap peradaban dunia. Bagi umat muslim, ilmu sanga...



Ilmu adalah asas bagi kehidupan. Dengan ilmu manusia mampu memberikan sumbangsi terhadap peradaban dunia. Bagi umat muslim, ilmu sangat wajib dicari sebagaimana    Ibnu Majah pernah meriwayatkan, Rasulullah SAW pernah berkata “Tolabul ilmu faridotun ala kulli muslimin”. Selain itu, aktivitas mencari ilmu dapat memudahkah seorang muslim memasuki syurganya Allah SWT

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Pada umumnya kita memahami bahwa ilmu bersifat netral. Ilmu diyakini sebagai hal yang pasti baik. Padahal belum tentu. Perbedaan latar belakang pembawanya mempengaruhi definisi ilmu yang berbeda. Tokoh seperti Karl Mannheim, Max Scheler, Gunnar Myrdal, Peter mulai memahami bahwa ilmu, terutama ilmu sains sosial banyak bergantung kepada suasana nilai pribadi penulis juga  dalam hal sosio sejarahnya.[1]

Ilmu sangatlah bergantung kepada siapa yang menggunakannya. Analaogi sedehananya ilmu layaknya sebuah alat. Alat dapat digunakan sesuai kemauan si pemiliknya. Contohnya pisau. Pisau adalah alat untuk memotong sesuatu, seringnya digunakan untuk memotong bahan masakan. Dalam hal ini pisau bermanfaat untuk manusia.  Sebaliknya, jika si pemilik pisau itu menggunakannya untuk membunuh orang maka pisau yang awalnya bermanfaat menjadi alat untuk menyakiti orang lain. Status pisau tidak bisa kita anggap netral.[2]

Menurut Rosenthal ada sekitar 107 pendapat para pemikir islam terkait definsi ilmu. Ini menandakan definisi ilmu banyak dan variatif.
Kata Osman Bakar,“ilmu adalah kalimat Allah SWT yang pengertiannya cukup luas sehingga kita menyebut Allah SWT sajalah yang Maha Mengetahui”.[3] Bagi Al-Ghazali ilmu adalah sesuatu yang membawa ketenangan dan kedamaian kepada diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan Ibnu Hazm melihat ilmu itu sebagai sesuatu yang meyakinkan sesuai dengan realitasnya. [4]

Syed Naquib Al Attas merangkum berbagai macam arti ilmu di dalam bukunya yang berjudul Risalah Untuk Kaum Muslimin. Iaitu:

1.      Ilmu adalah sesuatu yang meyakini dan memahamkan dengan nyata.  Ilmu adalah tilikan akal –iaitu tilikan yang memandang hakikat sesuatu seperti adanya.

2.      Mengetahui sesuatu adalah mengenali dan mengetahui sebab-sebab wujud dan keadaa sesuatu yang dikenali dan diketahui.

3.      Ilmu adalah pengenalan perolehan hati mengenai sesuatu. Yang menggambarkan hakikatnya dengan secara tepat dan jernih, baikpun hakikat itu hakikat zahir di alam sahadah mahupun yang batin di alam ghaib.

4.      Ilmu adalah penetapan diri atau hati tentang kebenaran sesuatu sewaktu shak dan ragu-ragu timbul mengenalnya.

5.      Ilmu itu satu gerak daya ke arah penjelasan, penetapan dan penentuan.

6.      Ilmu itu pengikraran terhadap kebenaran.

7.      Ilmu itu I’tiqad mengenai hakikat sesuatu seperti adanya.

8.      Ilmu itu mengakibatkan ketentraman diri.

9.      Peringatan, gambaran akal, renungan, pandangan batin.

10.  Ilmu adalah sesuatu sifat yang menghapuskan kejahilan, shak, dan dugaaan.

11.  Ilmu itu cahaya yang diletakan oleh Allah SWT dalam hati.

12.  Ilmu itu gambaran rupa-batin. Fahaam atau mana dalam fikiran dan gerak daya yang membentuk perkara-perkara tersebut itu.

13.  Ilmu perkara dalaman.

14.  Ilmu adalah pengetahuan dan pengenalan yang tetap  yang menafikan kemungkinan pengetahuan dan pengenalan sebaliknya.

15.  Ilmu adalah rahasia yang diselipkan ke dalam diri dan mentap di situ dan ilmu itulah yang menjadi hasrat dan kehendak diri

16.  Ilmu adalah suatu proses atau gerak daya memperoleh pengetahuan dan merujuk kepada sesuatu (insan) yang hidup, yang memperoleh diri yang mengetahui itu mengetahui yang diketahui.

Secara garis besar, definisi-definisi ilmu menurut para ulama diatas dapat dipahami  sebagai sesuatu yang benar, yang menghantarkan manusia kepada pengenalan terhadap penciptanya, sehingga membawa ketenangan kepada jiwanya maupun orang lain.




[1] Wan Daud, Wan Mohd Nor. 2019. Budaya Ilmu Makna Dan Manifestasi dala  Sejarah dan Masa Kini. Kuala Lumpur: CASIS.
[2] Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 2019. Risalah Untuk Kamu Muslimin. Kuala Lumpur: Ta’dib International.
[3] Othman, Mohd. Yusof Hj. 1998. Isu-Isu Dalam Ilmu Dan Pemikiran. Kuala Kuala Lumpur: Percetakan Menang Sdn. Bhd.
[4] Yusliadi. 2018. Hakikat Ilmu Dalam Perspektif Al-Ghazali. STAIN Pamekasan.

I’jaaz berasal dari kata (أعجز) yang artinya melemahkan. Keajaiban yang diberikan kepada nabi disebut mukjizat karena manusia tidak...




I’jaaz berasal dari kata (أعجز) yang artinya melemahkan. Keajaiban yang diberikan kepada nabi disebut mukjizat karena manusia tidak mampu menirukan keajaiban tersebut[1].  Kita dapat fahami melalui kisah-kisah mukjizat para Nabi terdahulu. Nabi Musa misalnya. Saat para penyihir Firaun diperintahkan untuk melawan Nabi Musa AS.  Allah perintahkan Musa untuk menggunakan tongkat yang ia gengam, Terosontak dan terkejutlah dengan apa yang diperlihatkan Nabi Musa. Sebuah tongkat biasa tetiba menjadi ular. Tidak hanya itu, sesaat setelah tangannya dijepitkan ke dalam ketiaknya keluarlah cahaya sampai-sampai para penyihir andalan Firaun itu takjub dan yakin bahwa itu bukanlah  sihir.[2]

Kala kenabian Isa AS dipertanyakan oleh Herodes bahkan menantang beliau untuk menunjukan mukjizatnya dihadapaan rakyat-rakyatnya. Nabi Isa tak gentar, ia membuat sebuah patung berbentuk burung dari tanah liat ditiupnya patung itu –atas izin Allah patung tersebut berubah menjadi seekor burung sungguhan.[3]

Alquran adalah mukjiat Nabi Muhammad SA. Beliau dilahirkan dari Rasulullah di Arab.  Tinggal di lingkungan dan menjadi bagian dari masyarakat Arab. Saat itu, bangsa arab amat menyukai syair-syair. Perkembangan syair bangsa arab sangatlah tinggi. Bahkan, syair yang mampu menunjukan kedalaman sastranya di dalam suatu perlombaan akan digantungkan di dinding Ka’bah, dihormati, dimuliakan, dan dipersepsikan sebagai tahta tertinggi keindahan bahasa.

Ketika Al-quran hadir, didakwahkan oleh Rasulullah SAW. Takjub sesaeontero penduduk Arab dengan keindahan isinya. Al-Quran bukanlah sajak, puisi, atau prosa. Al-Quran adalah keindahan yang tidak pernah sekalipun dirasakan oleh para penyair ulung Arab. Bahkan sekeleber Abu jahal, Abu Sufyan, Walid bin Al-Mughiroh, dan para musyirikin lainnya tarcengang oleh keindahan kandungan Al-Quran. 

Allah menantang siapapun dan dari kalangan manapun untuk membuat sesuatu yang melebihi Al-Quran. Satu atau setengahnya pun tak masalah. Menariknya, dari awal diturunkannya Al-Quran bahkan sampai masa kemajuan peradaban teknologi dan sains tak ada satupun yang mampu meniru satu ayat atau bahkan setengahnya. Kelemahan untuk meniru ayat Al-Quran disebabkan karena mukjizat Al-Quran sendirilah yang mengelukan tangan dan lisan manusia untuk menirunya.[4]

Ketika Walid bin Al-Mughirah, seorang sastrawan termashyur di zaman Rasulullah, ditanya oleh Abu jahal kesan Walid terkait ayat-ayat suci Al-Quranul Kariim, ia pun menjawab:

“Demi Allah! Aku tidak pernah melihat dan mendengar diantara kita yang lebih pintar dari ku dalam menilai syair-syair, yang mengenl rajaznya dan khadhidnya. Demi Allah! Apa yang diucapkan oleh Muhammad itu tidak biasa disamakan dengan syair manapun. Demi Allah! Kata-katanya begitu indah diucapkan, manis didengar, puncaknya menimbulkan buah, dasarnya memancarkan kesuburan. Perkataan ini akan selalu diatas dan tidak akan pernah terlampaui, dan yang ada dibawahnya pasti otomatis akan hancur.” Padahal Al Walid saat itu seorang yang kufur. Namun, keistimewaan Al-Quran tidak dapat dibohongi.[5]
Banyak versi dalam kitab-kitab Ulumul Quran terkait pembagian jenis Ijaz Al-Quran. Namun setidaknya ada tiga hal yang mencakup berbagai perbedaan jenis I’jaz, diantaranya:

Pertama, Al-Quranul Kariim memiliki keindahan dan ketelitian bahasa. Mungkin, bagi orang yang tidak paham bahasa arab atau belum pernah mempelajari sastranya merasa biasa saja saat mendengar dan membaca ayat-ayatnya. Sulit menangkap kedalaman makna yang terkandung di dalamnya. Bahkan, bagi yang telah mendalami bahasa Arab pun belum tentu mampu memahami Al-Quran dengan baik.[6] Karena keindahan Al-Quran tidak pernah didengar dan dilihat sebelumnya oleh bangsa Arab yang sangat menyukai syair, sampai-sampai Abu jahal dan kawan-kawannya mengatakan Al-Quran adalah sihir.

Kedua, terdapat informasi gaib didalamnya. Quraish Syihab, di dalam bukunya Kaidah Tafsir,  membagi berita gaib ini menjadi dua. Gaib berupa informasi masa depan yang belum terjadi dan akan terjadi karena Al-Quran telah memprediksinya. Seperti kemenangan kaum muslimin di perang Badar yang didokumentaskan dalam surat Al-Anfal.

Sedangkan yang kedua ialah gaib berupa informasi masa lampau dan diketahui informasinya saat masa mendatang. Kisah tenggelamnya Fira’un saat mengejar Nabi Musa AS dan pengikutnya termaktub dalam surat Yunus ayat 90-92.  Baru diketahui validitas kisahnya setelah purbakalawan berkebangsaan Perancis, Jean Loret (1859-1946) menemukan mayat firaun di  Wadi al-Mulk di daerah daerah Thaba, Luxor, dekat dengan sungai Nil di Mesir pada Tahun1896 M.

Ketiga, terkandung di dalamnya informasi ilmiah. Ibnu Katsir menjelaskan perihal ini di dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Quran Al-Azim bahwa Allah akan menunjukan bukti-bukti di alam ini untuk menegaskan bahwa Al-Quran itu benar. Hal ini selaras dengaan firman Allah SWT dalam surat Al-Fussilat ayat 53:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) kami di segenap penjuru dan ada diri mereka sendiri jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”

Dengan kemajuan teknologi saat ini kevaliditasan informasi sains dalam Al-Quran semakin nampak. Misalnya saja teori Big Bangnya Albert Einstein. Awalnya alam semesta ini berupa massa yang besar (Primary Nebula) lalu terjadilah ledakan yang sangat dahsyat (Secondary Separational Cosmic Explosion). Materi-materi yang meledak mendingin sehingga terbentuklan bintang, bulan, matahari, planet, dan sebagainya.[7]

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian kami pisahkan antara keduanya; dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (Al-Anbiya: 30)

Para ilmuan juga telah meneliti hubungan ukuran bumi dengan lapisan atmosfer. Dalam temuan mereka jika ukuran bumi sedikit saja mengecil implikasinya sangatlah besar, bumi akan kehilangan lapisan atmosfer. Daya grafitas bumi akan semakin mengecil sehingga bumi tidak dapat menahan atmosfer. Gas pembentuk atmosfer akan lepas ke angkasa. Begitupun sebaliknya, jika ukuran bumi membesar, gravitasi bumi mampu menahan lapisan atmosfer dan menarik gas-gas yang berada di luar angkasa masuk ke bumi. Jika hal itu terjadi pengaruhnya sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.[8]

“Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.  Tidaklah kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq(benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”







[1] Qodhi, Abu Ammar Yasir. 1999. The Science of Quran. Brimingham : Al-Hidaayah Publishing.
[2] 2015. Kisah Nabi Musa Melawan Sihir. Dunia Nabi. Diakses pada 14 November 2019 melalui http://dunia-nabi.blogspot.com/2015/04/kisah-nabi-musa-melawan-ahli-sihir.html
[3] Megawati, Adriana. 2016. Kisah Nabi Isa, Bisa Hidupkan Burung Dari Tanah Liat dan dikhianati murid. Merdeka.com. Diakses pada 14 November 2019 melalui https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-nabi-isa-bisa-hidupkan-burung-dari-tanah-dan-dikhianati-murid.html
[4] Hamka, Buya. Tafsir Al-Azhar. Halaman 18.
[5] Hamka, Buya.2017. Tafsir Al-Azhar Juzuk I. Selangor, Malaysia: Publishing House.
[6] Syihab, M. Quraish.2013. Kaidah Tafsir. Tanggerang: Lentera Hati. 
[7] Zainal Abidin, Danial.  Al-Quran dan Sains. Pulau Pinang, Malaysia.
[8] A Jasmi, K. A. & Ahmad Zawawi, N. (2013). Al-Quran dan Geografi in Sains Asas, fizik, kimia dan geografi dari perspektif al-Quran. Skudai, Johor Bahru: Universiti Teknologi Malaysia Press