Orang yang kurang ilmu biasanya tidak
mampu menyadari kesalahannya. Baik saat berdiskusi ataupun bertindak, seringnya
mereka merasa apa yang dipikirkan atau dilakukan selalu benar.
Perilaku seperti itu disebut Dunning
Kruger Effet dimana seseorang mengalami bias kognitif, menganggap dirinya
lebih baik atau lebih pintar dari orang lain.
Jan Feld, dari Victoria University of
Wellington and IZA, dalam penelitiannya yang berjudul “ Estimating the
Relationship Between Skill and Overconfidence” menyatakan bahwa orang yang
tidak kompeten menganggap dirinya sangat kompeten.
Senada dengan Feld, dalam penelitian David Dunning yang berjudul “
The Dunning-Kruger Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance” menguji teori tersebut dengan melakukan tes kemampuan logika, tata
bahasa, dan kemampuan sosial
kepada 141 pelajar. Ia meminta
partisipan untuk menilai seberapa baik
performa mereka dalam menjawab soal. Hasilnya para pelajar tidak
menyadari kesalahan mereka.
Pada kasus ini ada dua hal yang
menyebabkan seseorang mengalami bias ini.
Pertama, seseorang memiliki pengetahuan yang rendah. Kedua, karena ilmunya
rendah ia tidak mampu mengidentifikasikan kesalahan pada dirinya. Hal tersebut
disebut dengan “dual burden” atau beban ganda.
Selain itu rendahnya metakognisi atau
kemampuan untuk menilai diri sendiri dari sudut pandang eksternal menyebabkan
seseorang terkena efek Dunning Kruger ini.
Referensi:
Cherry, Kendra. 2019. “The Dunning-Kruger
Effect”: https://www.verywellmind.com/an-overview-of-the-dunning-kruger-effect-4160740
Dunning, David. 2011. The Dunning
Kruger-Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance. New York: Departement Psychology,
Cornell University.
Feld, Jan, dkk. 2017. Estimating The
Relationship Between Skill and Overconfidence. Jerman: Institute of Labor
Economics.
Moore, Don A dan Paul J. Healy. 2008. The
Trouble With Overconfidence. American Psychologcal Association.
0 komentar: