Penelitian telah menemukan penemuan baru. Bakteri lebih suka bersatu bekerja sama untuk melawan ancaman dari luar, seperti antibioti...

Maaf, Darwin, Bakteri Tidak Berkompetisi Untuk Bertahan Hidup





Penelitian telah menemukan penemuan baru. Bakteri lebih suka bersatu bekerja sama untuk melawan ancaman dari luar, seperti antibiotik, dari pada bertarung satu sama lain. Penemuan ini adalah langkah besar untuk memahami interaksi bakteri yang kompleks, pengembangaan model perawatan penyakit manusia terbaru, dan juga teknologi penghijauan.

Bertahun-tahun lamanya para saintis mencoba meneliti bagaimana tingkah laku bakteri ketika bersama dalam area yang terbatas. Setelah dilakukan penelitian dalam durasi waktu yang cukup lama akhirnya terungkap bahwa ternyata bakteri bekerja sama untuk bertahan hidup. Menariknya hal ini sangat kontradiktif dengan teori evolosi Darwin, dimana teorinya memusatkan pada  kompetisi sebagai jalan untuk bertahan hidup.

In the classic Darwinian mindset, competition is the name of the game. The best suited survive and outcompete those less well suited. However, when it comes to microorganisms like bacteria, our finding reveal the most cooperative ones survive,” terang Soren Johannes Sorense, profesor mikrobiologi dari University of Copenhagen.

Saintis mengisolasi bakteri ke dalam jagung kecil dimana mereka dipaksa untuk bertarung satu sama lain demi memperebutkan ruang. Dengan cara itu para peneliti  mudah untuk menyelidiki sejauh mana bakter bekerja sama atau bertahan hidup. Mereka memilih strain bakteri berdasarkan kemampuan bakteri untuk tumbuh bersama. Para peneliti mengukur berdasarkan kadar biofilm yang mereka keluarkan. Biofilm adalah lapisan lendir yang melindungi bakteri dari ancaman eksternal seperti antibiotik dan predator. Ketika bakteri sehat, mereka memproduksi lebih banyak biofilm dan tumbuh semakin kuat dan juga semakin elastis.

Para peneliti melakukan penelitian tersebut berulang-ulang, dan konkulisnya tetap sama. Bakteri yang menghasilkan lebih banyak biofilm (bakteri yang kuat) membagi ruang untuk bakteri yang lemah sehingga mereka mampu berkembang juga. Para peneliti pun melihat bahwa bakteri membagi tugas-tugas dengan mematikan mekanisme yang tidak perlu dan membaginya dengan bakteri yang berada dekat dengannya.

Our new study demonstrates that bacteria organize themselves in a structured way, distribute work, and even help each other. This means thaat we can find out which bacteria cooperate, and possibly, which ones depend and each another, by looking at who sits next to who,” jelas Sorensen.

Peneliti juga mencoba mencari tahu bagaimana sifat-sifat bekteri saat mereka sendiri mau pun ketika mereka bersama-sama. Manusia sering berdiskusi tentang strategi kerja, dan bagaimana seseorang menginspirasi yang lainnya. Bakteri telah lebih dulu melakukannya ketika mereka bertahan hidup dalam komunitas yang kecil.

Sorensen juga mejelaskan bahwa bakteri memberikan kita pemahaman pentingnya sinergi dalam berkelompok. Bakteri menginduksi atribut tetangga mereka yang seharusnya tidak aktif. Dengan cara tersebut, kelompok bakter dapat memunculkan sifat-sifat yang mustahil terlihat saat mereka sendirian. Namun, saat bersama-sama dengan bakteri lainnya sifat tersebut bisa tiba-tiba muncul.

Arikel ini adalah terjemahan dari salah satu tulisan di laman website Futurity “Sorry, Darwin, but bacteria don’t compete to survive.”



0 komentar: